Wednesday, July 25, 2007

Masalah Kepala

Semakin dewasa, ingatan akan masa kecilku terasa semakin samar. Berhubung tak ada pengalamanku saat ini yang bisa ditulis, kucoba menyusun kembali potongan-potongan ingatan masa kecilku tentang sebuah rasa sakit yang terlupakan...
***
Pangkajene, Agustus 198?
Saat itu aku masih kecil, belum lagi sekolah. Pikiranku masih dipenuhi keinginan untuk bermain dan bergembira. Hari mulai menjelang siang, suasana rumah terasa sepi karena beberapa anggota keluarga sedang keluar. Aku ditemani sepupu dan temanku mulai merasa bosan bermain di sekitar rumah. Salah seorang dari mereka menyarankan untuk menonton lomba Gerak Jalan di pinggir jalan yang jaraknya cukup jauh dari rumahku. Mereka berdua sepakat, tinggal aku sendiri yang ragu, mengingat pesan ibuku untuk tidak jauh-jauh dari rumah. Karena tidak mau ditinggal sendiri, akhirnya aku ikut mereka.
Aku ingat saat kami berjalan menyusuri jalan berbatu menuju jalan yang diaspal yang merupakan rute Gerak Jalan yang ingin kami tonton, aku begitu bersemangat waktu itu meski sedikit merasa bersalah... setelah itu aku tidak ingat apa-apa lagi, memori setelahnya hilang sama sekali dari otakku sampai sekarang.
Saat aku membuka mata, kudapati diriku sedang berbaring di atas ranjang dalam rumahku. Aku merasa begitu lemah, dari penuturan keluargaku aku telah ditabrak motor saat tengah menonton lomba Gerak Jalan. Tentang bagaimana aku ditabrak motor dan dilarikan ke rumah sakit hanya kudengar dari cerita orang-orang, aku sendiri sama sekali tidak ingat apa-apa tentang itu.
Aku mendapat jahitan di kepala gara-gara benturan saat ditabrak motor. Katanya sih, setelah kejadian itu perilakuku sedikit berubah, jadi sedikit linglung. Kata ibuku sebelumnya dokter yang menanganiku sempat mengingatkan untuk tidak heran jika nantinya aku bersikap agak aneh, mungkin pengaruh dari benturan di kepala.
Hanya saja tak ada yang tahu, saat malam tiba ketika semua terlelap dalam tidurnya aku biasa bangun gara-gara sakit kepala yang tak tertahankan. Tak ada suara yang keluar, hanya air mata yang meleleh menahan penderitaan. Dan terkadang samar-samar kulihat sekelebat bayangan melintas cepat dalam kegelapan. Pernah ibuku mendapatiku sedang menangis di tengah malam. Saat ditanya aku menjawab: "Ada orang yang mau mengambil kepalaku". Aku lupa apa yang dikatakan ibuku, yang jelas setelahnya aku merasa lebih tenang. Seiring berjalannya waktu, rasa sakit di tengah malam itu menghilang dan terlupakan, sampai...
---
---
Jakarta, 21 Juli 2007
Diklat telah selesai dan aku dinyatakan lulus. Sebuah beban rasanya terangkat dari pundakku. Kupikir malam ini aku bisa tidur dengan nyenyak. Jam di hapeku menunjukkan pukul 10:10 malam. setelah menamatkan sebuah novel, aku matikan lampu kamarku dan bergegas tidur.
Setelah beberapa jam tertidur, aku dibangunkan oleh suara-suara gaduh yang janggal di luar kamarku. Aku bangkit dengan susah payah karena masih mengantuk, kuraba-raba dinding kamarku mencari sakelar lampu. Kutekan sakelar lampu namun tak terjadi apa-apa. Dengan perasaan kesal aku kembali tidur, besok aku harus beli lampu yang baru, pikirku. Belum sempat kepalaku menyentuh bantal, sekonyong-konyong gelombang rasa sakit yang luar biasa merambati kepalaku. Tubuhku jadi kaku, tak ada suara yang keluar. Samar-samar terdengar suara-suara yang mirip desiran angin di sekitarku. Dan mungkin hanya imajinasiku sesuatu terlihat berkelebat dalam gelapnya kamarku.
Pagi menyapa bumi, aku membuka mataku dan kulihat langit-langit kamarku yang dicat kuning pucat. Aku merasa sangat haus, dengan enggan aku berusaha bangkit untuk minum. Namun aneh, meskipun merasa sudah bangkit, aku masih bisa melihat langit-langit kamarku. Tiba-tiba mataku terbelalak dan jantungku terasa berhenti berdetak (atau mungkin memang begitu) melihat pemandangan yang menakutkan di depan mataku: Aku melihat seseorang tengah berdiri di dekat dispenser dalam kamarku, memakai baju kaos putih bertuliskan Telkomsel yang merupakan baju pemberian kakakku, dan tanpa kepala. Perlu waktu beberapa detik untuk menyadari bahwa aku tengah memandang tubuhku sendiri, aku berteriak histeris dan kepalaku menggelinding dari bantal meninggalkan jejak bercak darah yang mengerikan...
Orang itu telah mengambil kepalaku
---
TamaT
***
(KETERANGAN: Paragraf 1-3 adalah fakta, sisanya kebanyakan fiksi... hehehe... akhirnya pengalaman masa kecilku berubah jadi cerita fiksi murahan, siapa yang marah?? ini Blogku sendiri kok! Gyahahahahaha...)

Thursday, July 19, 2007

Magang dan (Magang)

Wah senangnya akhirnya ada juga kesibukan yang bisa dilakukan sebelum penempatan, yaitu magang. Daripada menganggur bosan tidak ada kerjaan, memang sebaiknya kami ini (alumni STAN akuntansi yang masuk pajak gelombang 2) dimagangkan. Selain membiasakan diri menghadapi dunia kerja sebelum penempatan, juga bisa bertemu kembali dengan teman-teman senasib (meskipun hanya beberapa orang). Yah.. mudah-mudahan dengan adanya magang ini pengalamanku makin bertambah, agar aku bisa bekerja dengan sebaik-baiknya nanti.
-------
-------
(Aaaarrrghh... magang lagi, magang lagi! capeeeek! mana mulainya dari pukul 8 pagi sampai pukul 5 sore, bisa-bisa kepala dan pantat kepanasan niih.. belum lagi kalau pegawai-pegawai di kantor nanti memberi tugas-tugas yang merepotkan. Cih!! kenapa tidak diliburkan terus saja sih, biar aku bisa pulkam buat menggemukkan diri [sekarang beratku turun 12 kg sejak datang ke Jakarta]. Huh.. mudah-mudahan nanti tidak terjadi hal-hal yang menyebalkan saat magang.)

Friday, July 13, 2007

PR yang Sulit

Dulu waktu masih SD salah satu PR yang paling tidak aku sukai adalah 'menceritakan pengalaman saat liburan'. Menuangkan pikiran dalam tulisan adalah sulit bagiku (menuangkan dalam lisan apalagi). Sekarang aku ingin kembali menerima tantangan itu, lagipula ini tidak masuk dalam ujian.
...
Terlalu lama libur (baca: menganggur) ternyata tidak enak juga, apalagi kalau tidak tahu harus melakukan apa. saat itulah perasaan jenuh mulai menyerang. kalau sudah begitu bisa-bisa jadi stress.
Aku mulai mencari-cari hiburan yang bisa memberi dan menambah semangat. Mau jalan-jalan rasanya malas, apalagi tak ada teman yang bisa diajak. Tadinya sih mau beli dan nonton DVD sepuasnya, tapi sayang pemutar DVD laptopku rusak. Akhirnya aku mencari hiburan di Warnet dekat kosan.
Aku mulai membuat blog (blog yang ini nih), padahal tadinya malas. Awalnya aku tak tahu mau menulis apa di blog ini, tapi setelah dibuat, yang mau kutulis mengalir begitu saja (meskipun tidak ada yang penting).
Dan setelah sekian lama mencari-cari, akhirnya kutemukan juga tempat di mana bisa mendownload virus (untuk menambah koleksiku). Saat ini aku baru bisa mengumpulkan 88 sampel virus, dan hanya sekitar setengahnya yang bisa teridentifikasi. Aku bukannya orang yang ahli dalam soal virus komputer, apalagi bisa membuat virus, aku hanya melakukan apa yang aku suka (termasuk menginfeksi komputer orang, hehehe.. bercanda).
liburan kali ini akhirnya sedikit bisa menyenangkan, semoga di masa yang akan datang akan terpikirkan olehku kegiatan-kegiatan yang lebih menyenangkan lagi untuk mengisi liburan yang tidak kelihatan ujungnya ini, amin.. (penutupnya kayaknya kurang nih, tambah lagi) Dan akupun menyadari, tak ada yang perlu dikeluhkan dalam hidup ini (kalau semuanya menyenangkan), semua akan terasa menyenangkan kalau kita bisa melihatnya dari sudut pandang yang tepat (justru itu yang susah). Aku juga sebaiknya menikmati masa-masa menganggur ini (baca: libur), siapa tahu suatu saat tak akan ada lagi saat-saat seperti ini.
...
Ternyata hanya segitu saja yang bisa aku tulis, kira-kira dapat berapa ya?? (paling dapat ejekan).

Wednesday, July 11, 2007

Aku Ingin Pulang

Tiga minggu setelah diklat hanya menganggur saja kerjaannya di Jakarta. Kalau tahu begini sih, dari dulu sudah balik ke Makassar. Gara-gara tidak ada kejelasan informasi dari DJP dan Pusdiklat makanya jadi begini (sabar.. sabar..). Teman-temanku yang tinggal di Jawa sih enak, pulang kampung sesuka hati. Padahal aku sudah rindu sama keluarga (hihi.. kalau punya cewek di Jakarta, masih mau pulang tidak yah?).
Hari kamis kemarin sih sebenarnya ada rencana pulkam, malah sudah booking tiket (tiketnya mahal-mahal lagi). Tapi sial, aku dapat sms dari teman (thanks to Joe) katanya jangan pulang dulu, kita disuruh magang. Akhirnya tidak jadi pulang deh, padahal sampai sekarang magangnya belum jadi-jadi juga (lagi-lagi informasi tidak jelas). Yah.. apa aku cari cewek Jakarta saja ya, biar betah di sini (Wakakakak.. emangnya gampang cari cewek, padahal sendirinya gak laku!).

Nasib anak STAN

Sudah hampir setahun lulus dari STAN, tapi belum ditempatkan juga. Pengalaman dari tahun-tahun sebelumnya, lulusan STAN yang masuk pajak memang lama baru bisa penempatan. Sehabis wisuda aku menganggur dulu sekitar dua bulan, terus disuruh magang sebulan lebih, baru mengikuti diklat yang lamanya kira-kira tiga bulan. Padahal anak-anak lulusan STAN lainnya (yang masuk instansi lain selain pajak) sudah penempatan semua.
Sekarang sudah tiga minggu lebih setelah diklat usai, belum juga ada kabar tentang penempatan, malah sekarang disuruh magang lagi (cape deh, magang terus).
Sebenarnya sih tidak masalah kapan penempatannya, soalnya tunjangan jalan terus sejak akhir 2006 (850 ribu perbulan cukuplah buatku). Kata seniorku makan gaji buta itu namanya, gak kerja dapat duit. Hehe.. it's ok, yang penting uangnya halal (halal apa tidak ya? halal aja lah).
Duuuh.. bosan nih menganggur terus, kapan nih penempatannya?? Sudah tidak sabar nih ingin mengabdi pada negara sebagai pegawai pajak!! (Huh!! padahal kalau sudah kerja nanti pasti maunya libur terus. Lagipula yang dipikirkan sebenarnya: kalau sudah kerja, uang yang didapat lebih banyak lagi).

New Kid on the Blog

Ehm..ehm.. akhirnya jadi juga aku buat blog. Setelah melihat-lihat blognya kakak, kupikir keren juga. tapi percuma saja kalau tidak ada isinya, kan. Aku tidak begitu pandai dalam menulis, sekedar coba-coba saja. Kalaupun tidak ada yang mau baca, yaaa... biar kubaca sendiri (kasihan banget seeh..). Waduh, baru menulis sesedikit ini sudah diserang rasa malas. Tapi sebagai pembukaan aku rasa cukuplah. Let the story begin...