Friday, February 12, 2010

Hari yang Tidak Seperti Biasanya

Minggu lalu, tepatnya tanggal 7 Februrai 2010 aku mengalami hari yang aneh, begini ceritanya...

Waktu itu hari minggu, aku masih tidur meski jam sudah menunjukkan pukul 9. Biasanya kalau hari sedang libur, aku tidurnya lama. Setelah bangun tidur, aku mandi lalu merendam pakaian yang mau dicuci. Setelah itu aku tidur lagi.

Waktu pun berlalu...

Aku bangun karena kepanasan, samar-samar terdengar suara adzan asar. Karena aku masih ngantuk, aku jadi malas bangun dan tidak pergi ke mesjid untuk shalat asar. Akhirnya setelah beberapa lama, kupaksakan diri untuk bangun, ke kamar mandi, lalu shalat di rumah. Tiba-tiba aku teringat cucianku yang telah kurendam, aku lalu bergegas kembali ke kamar mandi untuk mencuci baju. Untunglah saat itu matahari masih bersinar terang tanpa terhalang awan, kupikir cukuplah untuk membuat pakaianku kering hingga magrib tiba. Setelah pekerjaan cuci-mencuci selesai, kuputuskan untuk menghabiskan sisa sore itu dengan menonton film hasil unduhan di laptop, kulihat di sudut kanan bawah monitor laptopku: jamnya salah lagi.

Waktu pun berlalu...

Setelah letih menonton aku keluar dari kamarku. Suhu terasa panas dan cahaya matahari masih benderang. Lalu terjadilah sesuatu yang membuatku heran... samar-samar terdengar suara adzan dari mesjid di dekat kosanku, padahal magrib belum juga tiba, kenapa adzan asar-nya dua kali? Ternyata aku salah dalam menyadari waktu, di pikiranku waktu berjalan 2-3 jam lebih cepat dari yang sebenarnya.

Heheh.. Tidak terlalu aneh ya? Yang penting update blog!

Tuesday, January 26, 2010

Membaca Angka-angka

Dulu aku punya ketertarikan terhadap sandi-sandi atau huruf rahasia, bagaimana suatu pesan disembunyikan agar orang lain tidak tahu membacanya. Awal ketertarikanku adalah saat melihat buku catatan pramuka kakakku, di sana banyak terdapat sandi-sandi pramuka, di antaranya sandi kotak, sandi rumput, dan lainnya yang aku lupa namanya. Ada beberapa huruf rahasia yang kubuat sendiri, tapi yang bisa diketik di komputer hanya huruf angka ini, tak ada rumus untuk menghapalnya, tapi tidak terlalu susah menghapalnya...

194121 5484176 541771041 177312421163

8312747412 102172421 102172421

54177821176 17731794177821176 17731774191 547521

1752172414 117190173514

117190173514 75417414 41121621

41621 8312741771 10419417721

17731772117721176 75417414 41121621

75417414 41121621 117190173514

Dulu aku pernah menulis dengan menggunakan huruf angka tersebut, tentang perasaanku terhadap seorang gadis di buku tulisku saat masih kuliah. Dan anehnya, ada seorang teman (almarhum) yang berhasil membacanya... Sejak saat itu, huruf angkaku aku modifikasi sehingga lebih sulit dibaca orang.

Cerita Hantu Ibu

Saat sedang melamun di kamar kos, aku teringat masa kecilku yang janggal, tentang aku, ibuku, dan cerita hantunya. Setidaknya ada dua pengalaman aneh yang berhasil kuingat, akan kucoba menceritakannya kembali dengan sisa-sisa ingatan yang ada…

---

Tongkat Mistik

Aku lupa berapa usiaku saat itu, yang pasti belum sekolah. Sekitar tahun 80-an atau awal 90-an. Saat itu aku dan keluarga berkumpul di ruang tengah dalam rumahku yang sempit, menonton televisi hitam putih kecil kami. Seingatku waktu itu aku sedang sakit dan tak henti-hentinya menangis, membuat keluargaku yang ada di situ merasa terganggu.

Tak ada yang berhasil meredakan tangisku, kemudian tiba-tiba ibuku mendekatiku lalu berbisik, “Ssst… jangan terlalu keras menangisnya, nanti makhluk halus yang ada di sini mengganggu kamu”.

Namun kata-kata ibuku itu tak berhasil membuatku berhenti menangis, aku masih tetap saja menangis, lalu ibuku menunjuk ke suatu arah, ia menunjuk sebuah tongkat yang tergeletak di atas lemari, entah tongkat apa itu.

Ibuku lalu berkata, “Lihat tongkat itu, tongkat itu berhantu, makanya jangan menangis lagi”.
Aku mulai terdiam meski masih sesengukan.

Beberapa saat kemudian ibuku tiba-tiba berkata, “Lihat!! Tongkatnya hilang!!”

Aku menoleh ke atas lemari, dan… benar saja! Tongkat itu sudah tidak ada di tempatnya tadi. Aku mengedarkan pandangan mencari-cari di mana tongkat itu berada gerangan. Lalu ibuku menunjuk ke arah tempat tidur, lalu kulihat di atas kelambu yang ada di tempat tidur tergeletak tongkat yang tadi!!!

Aku pun tak berani menangis lagi, sejalan dengan berlalunya waktu peristiwa itu terlupakan olehku. Pernah suatu saat - bertahun-tahun setelah kejadian itu - aku bertanya pada ibuku tentang peristiwa itu, namun ibuku bilang bahwa ia tidak ingat lagi. Mungkin itu hanya trik yang dilakukan ibuku untuk membuatku berhenti menangis, yah… kuanggap saja begitu.

---

Tengkorak Kuning

Dulu aku pernah punya mainan berupa gantungan kunci berbentuk tengkorak berwarna kuning, seingatku mainan itu pemberian sepupuku yang sering kutemani bermain. Aku lupa bagaimana awalnya sepupuku memberikan mainan itu padaku, aku juga tidak tahu darimana ia mendapatkannya. Aku selalu membawanya ke mana-mana, hingga ibuku melihat mainan tengkorak itu.

“Apa itu yang kamu bawa-bawa?” Tanya ibuku.

Aku lalu memperlihatkannya pada ibuku, lalu air mukanya berubah, sepertinya ia tidak senang dengan mainanku itu. Ibuku lalu berkata bahwa tidak baik punya mainan seperti itu, mainan itu tidak cocok untuk anak kecil. Meskipun enggan, aku lalu menyerahkan mainan itu pada ibuku, lalu mainan itu dibuang ibuku dengan cara melemparkannya jauh-jauh.

Setelah beberapa lama aku sudah melupakan mainan tengkorak itu, hingga suatu saat ibuku memanggilku. Aku lupa kenapa ibuku memanggilku waktu itu, yang aku ingat adalah kejadian berikutnya: saat ibuku merogoh kantong dasternya hendak mengambil sesuatu, tiba-tiba ia meringis kesakitan... dari dalam kantongnya ibuku memperlihatkan sesuatu padaku… sebuah benda berwarna kuning… berbentuk tengkorak…benda itu adalah mainanku yang pernah dibuang ibu!!!

Ibuku lalu berkata, “Kamu lihatkan sekarang, berbahayanya benda ini?”

Sejak saat itu image tengkorak dalam pikiranku berhubungan dengan sesuatu yang menakutkan. Sama seperti cerita sebelumnya, peristiwa tengkorak kuning ini lama terlupakan olehku dan juga sudah dilupakan ibuku. Menurutku ini hanyalah cara ibuku melarangku memiliki benda-benda atau mainan yang menakutkan atau tidak lazim… Wallahu a’lam…

Monday, January 25, 2010

Misteri Bunyi Lonceng di Malam Hari

Malam itu seperti malam-malam sebelumnya, biasanya kuhabiskan dengan surfing di internet, atau menonton film hasil download-an. Tak terasa sudah pukul 10 lebih, mataku sudah perih menatap monitor komputer, kuputuskan untuk tidur saja.

Setelah mematikan lampu kamar, aku merebahkan diri di kasurku yang tipis. Komputer kubiarkan menyala karena sedang men-download film yang sudah ada DVDRip-nya. Di luar teman sekosanku masih menonton televisi, karena samar-samar masih terdengar suara pesawat televisi.

"Ting... ting... ting..." Tiba-tiba terdengar suara lonceng, sepertinya asalnya dari depan rumah. Suara itu terdengar berpindah-pindah, di pikiranku terbayang seekor binatang piaraan yang dilehernya dikalungkan tali yang ada loncengnya, tapi apa ya... anjing? di sekitar sini tak ada anjing, dan buat apa ada anjing piaraan berkeliaran malam-malam begini. Mungkin sapi, tambah tidak masuk akal. Malam itu aku tidak begitu menghiraukan bunyi itu.

Beberapa malam berikutnya, di waktu yang sama suara itu terdengar lagi. Saat itu aku sedang sendirian di kos, sedang menonton televisi. Suara itu terdengar melintas di depan kosku, lalu balik lagi. Aku bergegas ke jendela untuk mengintip, namun suara itu sudah hilang ditelan kegelapan malam...

Suara itu sungguh membuatku penasaran. Saat ini aku masih menyelidikinya, aku menunggu saat suara itu muncul lagi... Jika ada perkembangan terbaru, akan ku-update-blog ini...

---

27 Januari 2010 Pukul 20.46

Karena sudah mengantuk, sehabis shalat isya aku langsung tidur. Entah sudah berapa lama aku merebahkan diri, aku merasa ada yang aneh dengan suara-suara yang kudengar, namun belum begitu kuhiraukan. Setelah beberapa lama baru aku sadar kalau suara lonceng itu terdengar lagi, tapi karena mengantuk jadi kubiarkan saja, kupikir masih ada kesempatan di malam-malam berikutnya. Tapi lama-lama aku terganggu juga, aku lalu bangkit dari tempat tidur lalu bergegas ke teras rumah untuk melihat... Ya ya ya... aku gagal lagi mengungkap bunyi apa sebenarnya itu...

---

12 Februari 2010

Sebenarnya sudah lama kasus ini terungkap, tapi aku malas menulisnya di blog karena ternyata di luar dugaan dan harapan. Padahal sudah mengharapkan sesuatu yang menegangkan, ternyata hanya... tukang sate keliling :(

Aku Takut Ketakutan

Aku ini tergolong orang yang suka cerita-cerita misteri atau hantu, meskipun dulunya aku orangnya penakut dan jadi korban keisengan kakak dan keluarga yang suka menakut-nakutiku. Untuk menghilangkan sifat penakutku dibutuhkan proses yang lama dan bertahap hingga akhirnya jadi seperti sekarang... Tak takut lagi dengan yang namanya hantu (kalau ada yang menemani).

Tahap 1

Kalau dulunya tidur masih ditemani orang tua, atau tidur sekamar dengan kakak, akhirnya aku mulai tidur sendirian. Tapi karena aku masih takut tidur sendiri, aku ditemani dulu sampai tertidur, lalu ditinggal sendirian di dalam kamar.

Tahap 2

Di tahap ini mulai ada peningkatan, tapi tetap saja aku masih takut untuk tidur sendiran, untuk mengakalinya, aku tidur sebelum suasana rumah sepi, sekitar pukul 8 - 9 malam, karena pada jam itu keluargaku masih nonton TV jadi masih seperti ada yang menemani. Dan lampu kamar harus tetap dinyalakan.

Tahap 3

Di tahap ini aku mulai bisa tidur sendiri, tapi ketakutan masih tetap ada. Aku sudah bisa tidur tapi di bawah pukul 10, di atas itu masih takut karena mendekati pukul 12, dan aku juga sudah bisa tidur meski lampu kamar dimatikan. Masalah yang kuhadapi di sini adalah jika aku terbangun di tengah malam. Kalau itu sampai terjadi, aku pasti mengalami ketegangan yang luar biasa. Yang kulakukan biasanya menutup kepala dengan bantal dan berusaha untuk tidur lagi. Kalau cara itu gagal, aku akan bangun lalu menyalakan lampu kamar dan lampu di ruang tengah, lalu duduk-duduk di depan kamar orang tuaku sambil membaca buku, jika sudah mengantuk baru aku kembali ke kamar untuk tidur. Kalau rasa ngantuk belum datang meski sudah membaca banyak buku, yang kulakukan adalah menunggu hingga waktu subuh hampir tiba, jika suara orang mengaji telah dilantunkan di mesjid-mesjid, aku sudah bisa kembali tidur dengan nyaman.

Tahap 4

Di tahap ini aku sudah bisa tidur kapan saja kumau, terkadang sampai begadang. Aku sudah tidak takut lagi jika terbangun di tengah malam.

Tahap 5

Sekarang bukan hanya tidak takut lagi, tapi aku mulai suka nonton film-film seram dan menakut-nakuti orang lain (anak kecil). Tapi tetap saja ketakutan jika sampai melihat hantu betulan.

Begitulah urut-urutan yang kualami hingga menjadi pemberani seperti sekarang ini. Sekian dulu yang bisa kutulis, sudah hampir pukul 9 malam, berhubung di kosanku tidak ada siapa-siapa, malam ini aku hendak menginap di rumah teman...

Mari Kita Mulai Lagi

Lama juga blog ini tidak aku update, karena tidak ada kerjaan di kantor (sebenarnya ada, tapi malas dikerjakan) iseng-iseng kubuka blog ini dan... aku pun terdorong untuk menulis lagi. Segini sajalah cukup, nanti kalau kepanjangan jadi malas lagi...