Tuesday, January 26, 2010

Cerita Hantu Ibu

Saat sedang melamun di kamar kos, aku teringat masa kecilku yang janggal, tentang aku, ibuku, dan cerita hantunya. Setidaknya ada dua pengalaman aneh yang berhasil kuingat, akan kucoba menceritakannya kembali dengan sisa-sisa ingatan yang ada…

---

Tongkat Mistik

Aku lupa berapa usiaku saat itu, yang pasti belum sekolah. Sekitar tahun 80-an atau awal 90-an. Saat itu aku dan keluarga berkumpul di ruang tengah dalam rumahku yang sempit, menonton televisi hitam putih kecil kami. Seingatku waktu itu aku sedang sakit dan tak henti-hentinya menangis, membuat keluargaku yang ada di situ merasa terganggu.

Tak ada yang berhasil meredakan tangisku, kemudian tiba-tiba ibuku mendekatiku lalu berbisik, “Ssst… jangan terlalu keras menangisnya, nanti makhluk halus yang ada di sini mengganggu kamu”.

Namun kata-kata ibuku itu tak berhasil membuatku berhenti menangis, aku masih tetap saja menangis, lalu ibuku menunjuk ke suatu arah, ia menunjuk sebuah tongkat yang tergeletak di atas lemari, entah tongkat apa itu.

Ibuku lalu berkata, “Lihat tongkat itu, tongkat itu berhantu, makanya jangan menangis lagi”.
Aku mulai terdiam meski masih sesengukan.

Beberapa saat kemudian ibuku tiba-tiba berkata, “Lihat!! Tongkatnya hilang!!”

Aku menoleh ke atas lemari, dan… benar saja! Tongkat itu sudah tidak ada di tempatnya tadi. Aku mengedarkan pandangan mencari-cari di mana tongkat itu berada gerangan. Lalu ibuku menunjuk ke arah tempat tidur, lalu kulihat di atas kelambu yang ada di tempat tidur tergeletak tongkat yang tadi!!!

Aku pun tak berani menangis lagi, sejalan dengan berlalunya waktu peristiwa itu terlupakan olehku. Pernah suatu saat - bertahun-tahun setelah kejadian itu - aku bertanya pada ibuku tentang peristiwa itu, namun ibuku bilang bahwa ia tidak ingat lagi. Mungkin itu hanya trik yang dilakukan ibuku untuk membuatku berhenti menangis, yah… kuanggap saja begitu.

---

Tengkorak Kuning

Dulu aku pernah punya mainan berupa gantungan kunci berbentuk tengkorak berwarna kuning, seingatku mainan itu pemberian sepupuku yang sering kutemani bermain. Aku lupa bagaimana awalnya sepupuku memberikan mainan itu padaku, aku juga tidak tahu darimana ia mendapatkannya. Aku selalu membawanya ke mana-mana, hingga ibuku melihat mainan tengkorak itu.

“Apa itu yang kamu bawa-bawa?” Tanya ibuku.

Aku lalu memperlihatkannya pada ibuku, lalu air mukanya berubah, sepertinya ia tidak senang dengan mainanku itu. Ibuku lalu berkata bahwa tidak baik punya mainan seperti itu, mainan itu tidak cocok untuk anak kecil. Meskipun enggan, aku lalu menyerahkan mainan itu pada ibuku, lalu mainan itu dibuang ibuku dengan cara melemparkannya jauh-jauh.

Setelah beberapa lama aku sudah melupakan mainan tengkorak itu, hingga suatu saat ibuku memanggilku. Aku lupa kenapa ibuku memanggilku waktu itu, yang aku ingat adalah kejadian berikutnya: saat ibuku merogoh kantong dasternya hendak mengambil sesuatu, tiba-tiba ia meringis kesakitan... dari dalam kantongnya ibuku memperlihatkan sesuatu padaku… sebuah benda berwarna kuning… berbentuk tengkorak…benda itu adalah mainanku yang pernah dibuang ibu!!!

Ibuku lalu berkata, “Kamu lihatkan sekarang, berbahayanya benda ini?”

Sejak saat itu image tengkorak dalam pikiranku berhubungan dengan sesuatu yang menakutkan. Sama seperti cerita sebelumnya, peristiwa tengkorak kuning ini lama terlupakan olehku dan juga sudah dilupakan ibuku. Menurutku ini hanyalah cara ibuku melarangku memiliki benda-benda atau mainan yang menakutkan atau tidak lazim… Wallahu a’lam…

0 komentar: